Penyediaan sumber inokulum
F. oxysporum Tipe
Liar
Biakan Fusarium
tipe liar diperoleh dengan menumbuhkan jaringan batang tanaman yang terserang
gejala F. oxysporum di lapangan pada
media PDA dan dilakukan pengamatan setiap hari. Jamur yang diduga Fusarium yang tumbuh diisolasi pada
media PDA yang baru hingga didapat biakan murni. Fusarium dapat dilihat dengan pengamatan morfologi jamur, yaitu
dengan melihat warna biakan. Kemudian dilakukan pengamatan mikroskopis untuk memastikan
jamur yang tumbuh adalah Fusarium. Setelah
itu dibuat biakan murni Fusarium spora
tunggal.
Spora tunggal diperoleh dengan melakukan pengencerkan
spora jamur sampai 10-4 dengan menggunakan tabung reaksi. Dari
pengenceran 10-3 dan 10-4 tersebut masing-masing
ditumbuhkan pada media WA sebanyak 1 ml dan dilakukan platting di seluruh
permukaan media. Setelah 20-24 jam dari waktu platting pada media WA, dilakukan
pengamatan perkecambahan spora dengan menggunakan mikroskop compound, dan
dilakukan penandaan bagian yang telah berkecambah. Penanaman kecambah spora
tunggal dilakukan di LAF (laminar air flow) pada media PDA, yaitu dengan pencongkelan
kecambah spora yang paling jauh dari kecambah yang lain. Setelah spora tunggal
tumbuh, maka dilakukan perbanyakan kembali pada media PDA yang baru untuk
memperoleh biakan murni isolat spora tunggal Fusarium. Biakan murni dari hasil perbanyakan spora tunggal akan
menjadi sumber inokulum yang digunakan pada penelitian ini.
F. oxsysporum f.sp. passiflora Tipe
Mutasian
Biakan F. oxsysporum
pada tanaman markisa diperoleh dari akar markisa yang terserang Fusarium.
Bagian tanaman dibiakkan pada media PDA hingga diperoleh biakan murni. Untuk
kegiatan penelitian sumber inokulum yang digunakan adalah hasil perbanyakan
spora tunggal. Metode perolehan spora tunggal F. oxysporum f.sp. passiflora
menggunakan metode yang sama dengan metode yang dilakukan pada F. oxysporum
tipe liar.
Dalam memperoleh tipe mutasi, biakan awal
F. oxysporum f.sp.
passiflora harus
diencerkan terlebih dahulu sampai kerapatan konidia yang diperoleh 10
7
konidia/ml. Dalam keadaan steril, 1 ml suspensi konidia jamur
F. oxysporum f.sp.
passiflora tersebut disebar pada permukaan cawan petri berisi PDA.
Kemudian cawan petri tersebut diletakkan 5 cm di bawah lampu UV dengan panjang
gelombang 254 nm, dan dilakukan pemaparan konidia. Lama pemaparan yang
dilakukan adalah 1, 3, 6, 9, 12 dan 15 menit (Freeman
et al., 2002).
ini adalah beberapa contoh spora Fusarium yang telah tunggal, dan berkecambah pada media Water Agar (WA). ini diperoleh dengan pembesaran 40x10. gambar di foto sendiri setelah melakukan sebar pada WA lebih kurang waktunya 20 jam.
dalam menghitung kerapatan konidia dari spora, digunakan alat yang dinamakan haemocytometer. sebenarnya alat ini adalah alat kedokteran untuk mengukur darah, tapi untuk bidang pertanian masih dapat digunakan untuk menghitung kerapatan sel bakteri maupun spora.
ini dia gambar alat tersebut